Jumat, 09/12/2011 16:52 WIB
Achmad Rouzni Noor II - detikinet
Jakarta - Dari sudut pandang operator,
mangkirnya Research in Motion (RIM) dari janji pembangunan server lokal
bisa mengakibatkan kian leletnya layanan BlackBerry yang kini telah
digunakan oleh 10 juta pelanggan di Indonesia.
Menurut Sekjen
Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Dian Siswarini, dengan
tak dibangunnya server lokal di Indonesia, kondisi yang dialami
pelanggan BlackBerry tak akan mengalami kemajuan.
"Ya akan tetap
seperti yang sekarang kita alami, semua trafik harus dibawa dulu ke RIM
di Kanada karena servernya ada di sana," ujar Dian kepada detikINET, Jumat (9/12/2011).
Perlu
diketahui, setiap akses komunikasi data yang dilakukan pelanggan
BlackBerry harus terlebih dulu disalurkan operator ke server BlackBerry
yang ada di Kanada melalui koneksi internasional.
"Dengan tranport link yang sangat jauh dan terdiri dari banyak hops, kemungkinan terjadi packet loss lebih besar. Hal ini yang berpengaruh ke urusan lemot," jelas Dian lebih lanjut.
Dengan adanya server lokal setara network aggregator, birokrasi
jaringan itu seharusnya bisa dipangkas. Sehingga operator cukup
menyediakan trafik pengiriman data ke titik regional saja. Jelas, ini
bisa menghemat biaya yang sangat besar sehingga tarif yang diterima
pelanggan pun bisa ikut turun.
Namun sayangnya, harapan itu masih
jauh dari kenyataaan. Layanan BlackBerry yang diselenggarakan
Telkomsel, Indosat, XL, Axis, Tri, Smartfren, dan Bakrie, tak akan
banyak mengalami perbaikan, kecuali jika mereka mau jor-joran dengan
terus-terusan bangun akses ke mitra jaringan yang ditunjuk RIM.
( rou / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar